Pikiran saya terasa berputar-putar dalam lingkaran." "Kau tidak bicara yang sebenarnya!" kata tajam. "Pikiran-pikiran itu memang betul masuk kepalamu, t ada pikiran lain yang jauh lebih khusus di otakmu." diam. "Aku minta maaf telah melanggar rahasia pribadimu, . Aku telah membaca surat-surat yang kauterima itu." "Betul? T laknya tidak rusak!" "Aku membacanya sesudah melihatmu di kamar tenun itu. Ketika kaubilang tidak membutuhkannya, kumasukkan surat itu dalam lengan bajuku. Kupikir sikapku itu keliru, t kemudian ketika aku ada di kamar kecil, kukeluarkan surat-surat itu dan kubaca, sekadar memb waktu." "jelek! Bagaimana mungkin melakukan itu! Dan buat memb waktu pula!" "Untuk alasan apa sajalah. T setidak-tidaknya sekarang aku tahu, apa yang bikin banjir air mata itu. Apa yang bikin kau kelihatan setengah mati waktu itu. Dengarkan, , kupikir kau beruntung. Lama-kelamaan kupikir lebih baik jalannya peristiwa justru seperti sekarang. Kaupikir aku jelek? Lihatlah dia!" "Apa maksud ?" " itu, dulu maupun sekarang, tak kenal tanggung jawab. Kalau kau kawin dengan dia, dan kemudian suatu hari dia mengejutkanmu dengan surat seperti itu, apa yang akan kaulakukan? Tak usahlah kaukatakan, aku kenal kau. Kau akan menceburkan diri ke laut dari karang yang terjal. Aku senang semua itu sudah lewat sebelum sampai di situ." "Wanita tidak berpikir seperti itu." "Betul begitu? Bagaimana pikiran mereka?" "Saya marah betul. Rasanya ingin menjerit!" Dan dengan marahnya ia pun menarik lengan nya dengan giginya. "Suatu hari nanti akan saya temukan dia! Saya bersumpah, pasti saya temukan! Saya tak akan berhenti, sebelum saya mengatakan langsung padanya pendapat saya tentang dia. Termasuk tentang perempuan itu."
Air mata bercucuran karena marahnya. menatapnya dengan bergumam samar-samar, "Sudah mulai, ya?" tam tercengang. "Apa?" menatap tanah, seperti sedang menyusun pikirannya. Kemudian katanya, ", aku betul-betul mengharapkan bahwa kau, lebih dari orang-orang lain, terhindar dari hal-hal yang jahat dan sikap muka dua di dunia ini. Kuharap dirimu yang manis dan polos itu dapat melewati semua tahap kehidupan tanpa cela dan tanpa luka." T kelihatannya angin nasib sudah sepenuhnya gila? Kadang-kadang orang yang tidak begitu beres otaknya dianggap jenius oleh orang lain. kemungkinan orang semacam itu. Mulai merasa yakin akan hal ini. Tenang seperti biasanya, itu terus memandang kosong ke . Akhirnya ia bergumam, seakanakan baru melihatnya, "Sudah larut sekarang, ya?" "Tentu saja! Sebentar lagi fajar," sambar dengan nada getir yang memang disengaja. Kenapa ia mempercayai orang gila yang mau bunuh diri ini? Tanpa menghiraukan tajamnya jawaban , berkomat-kamit, "Aneh, ya?" "Apa yang dikomat-kamitkan?" "Aku baru saja menyadari bahwa harus segera muncul." "Ya, t barangkali dia tidak merasa kalian berdua punya janji." Melihat wajah yang tegang itu, pun melunak. "Apa betul menurut dia akan muncul?" "Tentu saja!" "T kenapa dia mau langsung masuk kap?"
7 tahun yang lalu